Rocker Arm Model Roller Dan Performanya Buat Motor
Peran Roller Rocker Arm sangat penting guna menyalurkan “sinyal” dan yang menentukan efisiensi kerja buka tutup klep sebuah mesin dibanding pelatuk klep konvensional. Kecuali pada motor bermesin DOHC yang memang nggak perlu pelatuk kem. Roller Rocker Arm atau nanti yang bakal disebut dengan RRA merupakan hasil pengembangan teknologi dari rocker arm biasa agar friksi terhadap noken as makin kecil. Lalu pelatuk klep ini konon kabarnya bikin performa mesin jadi makin jos! Akibat friksi yang dihasilkan makin minim, produksi panas dari mesin pun bakal berkurang dan respon klep terhadap sinyal noken as makin instan. Dalam pemakaian jangka panjang, sparepart satu ini juga jauh lebih awet. Jadi makin hemat pengeluaran kalian, sob!
Insinyur Honda memanfaatkan pelatuk klep model bearing ini untuk diadopsi pada hampir di seluruh produk. Seperti Honda Karisma kala itu yang menjadi bebek 125 cc besutan pabrikan sayap kepak pertama yang menggunakan RRA. FYI, Karisma merupakan motor produksi Indonesia yang pertama kali pakai Roller Rocker Arm di Tanah Air. Karena kesuksesan dalam peningkatan performa, generasi bebek Honda selanjutnya disematkan pula RRA. Tentunya skutik sekelas BeAT hingga PCX pun mengadopsi pelatuk klep jenis ini.
Dari situlah akhirnya pabrikan motor Jepang lainnya ikut-ikutan pakai teknologi RRA ini pada lini produksinya. Contohnya Yamaha, yang juga mengadopsi pelatuk klep model ini buat Jupiter MX135 dan V-Ixion namun lebih overkill lagi karena bertautan dengan VVA. Dan saat ini, hampir semua jenis motor bermesin SOHC juga pakai temlar Roller model ini. Dan ya, ini karena tingkat efisiensi kerja yang lebih bagus sehingga lebih irit BBM dengan performa lebih baik. Bakal gue jelasin kenapa roller rocker arm ini lebih cocok buat mesin jaman sekarang, lengkapnya dibawah ini!
Roller Rocker Arm Lebih Powerfull
Sesuai kinerja mesin 4-tak, pelatuk inilah yang mengontrol klep ex membuka untuk membuang gas sisa pembakaran saat piston melakukan langkah buang (naik). Setelah proses buang, barulah klep in menyusul terbuka untuk memasukkan udara dan bensin ke ruang bakar berbarengan dengan langkah hisap (turun). Berdasarkan dari cara kerjanya, RRA meneruskan gerakan kem (noken as) untuk membuka katup alias klep, prinsip kerja yang sama halnya pada pelatuk konvensional.
Namun perbedaan mencolok terlihat pada bearing yang ditempatkan di salah satu ujung yang melakukan kontak langsung dengan camshaft. Tujuan pemasangan bearing alias roller ini agar gesekan dari kedua komponen yang bersinggungan semakin kecil. Efeknya pada mesin pun jadi semakin efisien dengan makin berkurangnya hambatan atau bobot kerja mesin. Artinya, makin rendah friksi dalam proses kerja sebuah mesin, maka akan lebih baik. Raungan RPM yang bisa dicapai bisa lebih tinggi lagi.
Baca juga : Motor Bore Up Buat Touring, Ngeri-ngeri Sedap!
Dengan begini, tentu saja output tenaga juga lebih besar dan suara mesin terdengar lebih senyap. Dan keuntungan dari pemakaian teknologi ini ternyata nggak cuma sampai disitu, suhu yang dihasilkan mesin jauh lebih rendah sehingga mesin lebih lambat untuk panas. Efisiensi volumetrik yang mengalir ke kubah ruang bakar pun ikut bertambah berkat suhu mesin yang relatif lebih dingin. Sebelumnya pernah dibahas di artikel tentang porting polish. Hingga hasil terakhir yang bisa kalian rasakan dengan mudah adalah akselerasi yang lebih cepat namun konsumsi bensin yang tetap irit.
Baca juga : Kelebihan Porting dan Polish Buat Harian Maupun Balap
Tapi hal yang harus diperhatikan adalah, kalian nggak bisa asal ganti pelatuk klep model ini pada sembarang motor. Ini dikarenakan model chamsaft untuk RRA ini sedikit berbeda dengan yang biasanya, umumnya bentuk noken as RRA lebih gemuk. Jadi, sebelum ganti ke RRA jangan lupa setting dulu pen dan celah pelatuk kem yang selanjutnya mengubah profil noken as.