Tentuin Ukuran Knalpot Aftermarket Ideal, Asal Ngeplong Bikin Power Loyo
Makin hari peningkatan jumlah populasi sepeda motor meningkat cukup signifikan bahkan ada juga yang punya lebih dari satu. Apalagi kalo “Sultan” (baca: konglomerat), bener nggak? Berkembangnya industri otomotif saat ini memang menjadi ladang emas buat produsen sparepart, khususnya knalpot aftermarket. Dari jenis part yang satu ini aja udah banyak banget merk, model dan jenisnya, sob. Mulai dari bikinan lokal sampai yang import punya, dari yang murah sampai puluhan juta rupiah.
Emang sih bos, “ada harga ada rupa”. Tapi apa iya, knalpot mahal sudah pasti ideal buat si motor kesayangan? Kalo buat kontes sih it’s okay lah, mahal nggak jadi masalah asalkan sesuai sama konsep yang dianutnya. Beda halnya jika Sobat Bikers pengen cari power motor, harga selangit nggak menjamin output tenaga motor jadi maksimal.
Mindset : Kualitas Yang Menentukan Harga
Siapa bilang barang mahal sudah pasti kualitasnya oke? Sobat Bikers jangan terjebak sama “ajaran sesat” seperti itu. Yang ada tuh knalpot aftermarket berkualitas “biasanya” dibanderol dengan harga lumayan mahal. Jangan sampai ketuker! Kadang, knalpot yang punya reputasi bagus di lintasan balap aja belum tentu ideal dengan settingan motor, kok. Terlebih lagi motor harian, perlu riset sebelum membeli knalpot aftermarket yang ideal. Hasil riset yang dilakukan, nantinya akan menjadi tolak ukur saat Sobat Bikers memilih knalpot. Tanpa riset atau bisa dibilang asal-asalan beli yang free flow malah bikin laju motor terasa ngempos di RPM bawah.
Riset Spek Mesin Menentukan Knalpot Aftermarket
Sebelum terlanjur beli knalpot racing ala-ala, ada baiknya jika kalian melakukan riset terlebih dahulu. Perhatikan ubahan mesin (jika ada) untuk dijadikan acuan saat memilih model atau spesifikasi knalpot yang bakal kalian beli. Besaran cc mesin sangat berpengaruh sob, sebab volume gas buang yang dikeluarkan juga makin besar dari kondisi standar. Jangan harap motor bore up ekstrim masih enak digeber dengan knalpot standar. Yang ada malah mesin gampang jebol sebab gas buang yang kurang lancar. Begitu pun sebaliknya, motor standar akan lebih “nyebelin” lagi kalo dijejali knalpot yang penggunaannya untuk race. Udah pelan, berisik lagi!
Let’s make it simple! Gampangnya begini, buangan gas dari ruang bakar tujuannya adalah untuk dibuang. Saluran gas buang yang sesuai akan meringankan beban kerja sang mesin. Maka dari itu, Sobat harus melakukan riset untuk bisa menentukan diameter leher knalpot yang ideal agar performa motor pun jadi optimal. Diameter serta desain dari pipa knalpot ini mempengaruhi karakter dari mesin untuk menemukan peak power.
Rumus Menentukan Diameter dan Panjang
Supaya Sobat Bikers tidak keblinger saat memilih knalpot aftermarket (4 tak) impian, berikut ini rumus dari sang jenius A. Graham Bell dalam bukunya yang bisa kalian gunakan.
Menentukan Panjang Knalpot
L = ( 850 x ET ) / MAX RPM – 3
L = Panjang pipa knalpot dalam satuan inchi (1 inch = 25,4mm)
ET = Exhaust Timing, waktu bukaan klep ex mulai membuka sebelum TMB
MAX RPM = Keluaran tenaga pada RPM yang diinginkan
Menentukan Diameter Knalpot
D = sqrt ( CC / ((L + 3) x 25)) x 2,1
sqrt = akar
D = diameter pipa yang diinginkan dalam satuan inchi (1 inch = 25,4mm)
CC = kapasitas silinder
L = panjang knalpot dalam inchi
Contoh kasus, perhitungan untuk menentukan ukuran leher knalpot ideal Vario (bored up) 130cc dengan timing bukaan klep ex : 60 derajat sebelum TMB dan puncak tenaga yang diinginkan adalah 10.000 RPM.
Pertama tentukan panjang leher knalpot :
L = (850 x ET) / Max RPM – 3
L = (850 x 60) / 8.000 – 3
L = 51.000 / 7.997
L = 6,37 inci
L = 161,9 mm
Sekarang diameter leher knalpot :
D = akar [ cc / ((L+3) x 25) ] x 2,1
D = akar [ 130 / ((6,37 + 3) x 25) ] x 2,1
D = akar [ 130 / ( 9,37 x 25 ) ] x 2,1
D = akar [ 130 / 234,25 ] x 2,1
D = akar 0,5549 x 2,1
D = akar 1,1654
D = 1,0795 inci
D = 27,420 mm
Jadi leher knalpot aftermarket ideal untuk Vario 130cc dengan power puncak pada 8.000 RPM yakni knalpot dengan panjang 161,9mm berdiameter 27,420mm.
Kesimpulan : Teliti Sebelum Beli Knalpot Aftermarket
Berdasar hasil riset diatas, bisa disimpulkan jika “Makin pendek leher knalpot semakin baik di RPM atas, Makin panjang semakin baik di RPM bawah. Diameter manifold exhaust knalpot yang besar bagus di putaran mesin atas, dan sebaliknya.”
Dalam contoh kasus di atas, besar diameter pipa berkisar 27,420mm yang mana besaran tersebut mendekati ukuran klep ex pada silinder head. Mengingat ukuran klep ex standar Vario 125 yakni 23mm dan diameter pipa knalpot standarnya sebesar 25mm. Cocok guys. Dengan begitu, akan lebih mudah jika Sobat Bikers menjadikan ukuran klep ex / out motor sebagai acuan untuk menentukan diameter leher knalpot yang sesuai.