Coba Kombinasi Berat Roller Selang-Seling, Efeknya Wah!
Soal kontroversi penerapan roller selang-seling antara yang berbobot berat dengan ringan. Malah ada juga yang sebagian roller digerus (dibubut) diameter luarnya biar jadi lebih kecil guna mendapatkan percepatan akselerasi yang mantap di putaran bawah hingga tengah. Efek hal itu, menurut sebagian mekanik justru akan menimbulkan vibrasi saat berakselerasi. Apakah benar akselerasi dari penggunaan roller kombinasi bakal lebih baik dari yang berbobot rata? Daripada bingung, yuk simak hasil eksperimen melakukan kombinasi berat roller di bawah ini.
Roller Standar Aerox 155 13 Gram Rata
Praktiknya di Yamaha Aerox 155 berjarak tempuh sekitar 10.000 Km. Kondisi motor sudah mengalami ubahan di beberapa bagian seperti piston hi-dome, knalpot racing, CDI aftermarket. Selain itu jeroan mesin masih standar termasuk komponen CVT yang belum diotak-atik sama sekali. Dengan spek tersebut, akselerasi yang terukur (berat rider +60 kg) untuk jarak 0–201 meter yakni 12,25 detik. Speed yang diperoleh di 201 meter adalah 115 Km/jam. Namun pada saat akselerasi awal, motor terasa sedikit adanya getaran di bagian CVT. Bisa jadi vibrasi di putaran bawah disebabkan roller dan CVT belt yang jam terbangnya sudah lumayan tinggi.
Kombinasi Berat Roller 11 Dan 12 Gram
Selanjutnya, roller ditukar menggunakan kombinasi 11 dan 12 gram keluaran TDR yang dipasang selang-seling. Posisi pemasangan roller yang berbobot lebih berat selalu diutamakan di jalur paling depan searah putaran pulley. Sedangkan yang lebih ringan diposisikan di jalur sebelahnya. Sebab roller yang terlontar paling dulu pasti roller yang lebih berat. Hasilnya, peningkatan akselerasi di awal, tengah hingga atas lebih merata. Walaupun untuk mencapai top speed maksimal terasa masih agak lamban dan raungan mesin terdengar frontal. Akselerasi dari jarak 0 hingga 201 meter lebih cepat sekitar 1,15 detik dibanding pakai roller standar pabrikan, yakni jadi 11,1 detik dengan indikator speed 119 Km/jam.
Kesimpulan
Kombinasi berat roller terbukti bikin akselerasi lebih baik dari roller standar yang berbobot rata. Lebih cocok buat stop n go. Hanya saja, beban kerja dari berat roller selang-seling ini nggak seimbang. Sesuai gaya sentrifugal, yang memiliki bobot paling berat lah yang bakal terlempar menekan Slider Variator atau bisa juga disebut ramp plate terlebih dulu. Artinya, roller yang berat pasti bakal cepat rusak daripada yang ringan. Namun hal tersebut tergantung dari merk apa yang digunakan.
FYI, Roller secara umum bentuknya bulat tapi ada juga jenis Sliding Roller (SR) memiliki fungsi sama hanya saja berbentuk segi 5. Keunggulan roller SR yaitu mampu menekan Ramp plate atau slider variator lebih stabil dan presisi. Dan biasanya, bahan cangkangnya yang terbuat dari Polymer berlapis teflon yang tahan panas.