Perbedaan Aki Kering Dan Basah, Fungsi Tetap Sama
Keberadaan aki memang menjadi hal yang sangat penting urusannya dalam sebuah kendaraan bermotor. Berdasarkan jenisnya, komponen penyimpan listrik ini dibedakan menjadi 2, yakni kering dan basah. Namun kalian paham nggak sih perbedaan aki kering dan basah?
Di dalam standar Internasional, setiap satu cell aki memiliki tegangan sebesar 2 volt. Pada satu buah sepeda motor umumnya menggunakan kapasitas 12 volt yang berarti memiliki 6 buah cell yang dipasang secara seri 12 volt = 6 x 2 volt. Dengan begitu aki bisa diartikan sebagai sel yang memiliki dua bagian yaitu elektrode Pb yang merupakan bagian anode, serta PbO2 sebagai bagian katode dengan elektrolit H2SO4.
Hebatnya lagi, aki juga termasuk ke dalam sel sekunder, dimana selain bisa menghasilkan arus listrik, aki juga bisa diisi kembali dengan arus listrik atau dalam istilah elektronik sama dengan di charge. Jadi kalo ada yang bilang aki kering nggak bisa di charge, menurut Gua itu kurang tepat. Dengan begitu pada siklus kelistrikan motor, selama mesin dalam keadaan hidup, aki pun sebenarnya otomatis ter-charge agar listrik yang didistribusikan tetap stabil.
Perbedaan Dasar Aki Kering dan Basah
Setelah mengetahui sedikit tentang penjelasan mengenai jenis accu diatas, mungkin kalian sudah mulai paham mengenai perbedaan aki kering dan aki basah, bukan? Untuk itu buat kalian yang penasaran, silahkan lihat tabel berikut ini.
Aki Kering |
Aki Basah |
|
|
Dengan adanya tabel perbedaan jenis aki diatas tentunya kalian akan lebih mudah mengamatinya. Sedangkan nilai plus dan minus dari masing-masing jenis accu diatas, keduanya mempunyai nilai yang cukup seimbang. Fungsinya sama, hanya saja perawatan masing-masing berbeda, karena itulah fundamental kenapa terciptanya aki kering. Mengapa harus ada aki kering jika kualitasnya sama saja dengan tipe basah? Jawabannya itu tadi, “Perawatan aki kering lebih simple dibanding aki basah”.