Perlu Nggak Sih Ganti Knalpot Racing Buat Harian?
Akhir-akhir ini di jalan raya sering terlihat razia knalpot racing semenjak viral video singkat rombongan bikers yang terobos Ring 1. Akar permasalahannya diketahui karena kebisingan yang ditimbulkan dari suara knalpot. Terlepas dari masalah tersebut, kenapa concern anak muda sekarang agak berbeda? Mengubah knalpot kalau spek mesin masih “kentang” alias nanggung atau bahkan malah standaran. Benarkah ganti knalpot aftermarket bisa dongkrak power motor harian secara instan atau justru malah merugikan? Simak artikel ini.
Efek Ganti Knalpot Racing Terhadap Mesin
Memakai knalpot jenis ini memang bikin pembuangan makin plong, terlebih mesinnya sudah pernah oprekan. Tujuannya adalah mengimbangi debit bensin-udara yang dihisap (lebih banyak dari standar) maka diperlukan juga exhaust yang sesuai. Itupun sebenarnya bisa saja dibikin nggak berisik. Yang terpenting adalah dimensi saluran exhaust membuat aliran gas buang lancar.
Baca juga : Tentuin Ukuran Knalpot Aftermarket Ideal, Asal Ngeplong Bikin Power Loyo
Namun ini akan semakin buruk apabila mesin standar memaksa dipasangkan knalpot brong. Masukan udara-bensin pada motor standar di-desain sedemikian rupa agar tercipta efisiensi yang optimal. Mesin polos, lugu dan alim ini nggak perlu neko-neko. Knalpot free flow hanya akan membuat mesin jadi lebih cepat panas, karena pembakaran kering.
Saat mesin mengalami overlaping, gas bersih membilas sekaligus mendinginkan ruang bakar. Saluran exhaust yang terlalu besar pada knalpot racing membuat campuran bensin-udara yang sedikit (standar) ini keluar terlalu dini. Sehingga proses pendinginan terjadi sangat singkat. Hasilnya, motor bisa saja ‘ngelitik’ karena pada suhu mesin jadi ekstra panas. Ini pula yang menyebabkan feedback ledakan knalpot saat kendorin gas.
Oleh sebab itu kalau kamu ingin menggunakan knalpot racing, setidaknya kamu harus oprek sedikit bagian mesin. Misalkan di-porting polish, setel klep bahkan main jet diperbesar.
Konsekuensi Bahan Bakar
Berlanjut dari poin pertama, dengan merubah setingan klep dan suplai BBM, tenaga yang dihasilkan motor juga akan sedikit lebih baik. Dan tentunya harus ikhlas dengan pemakaian bahan bakar yang lebih boros. Sebagus apapun knalpotnya tetap ada efek samping kalau mesin dan saluran bahan bakar masih standar, jadi kalau ingin performa lebih baik sebaiknya modif sedikit mesinnya supaya nggak mubazir beli knalpotnya. Buang-buang bensin juga mubazir sih.
Jadi Incaran Polisi
Selain bikin kamu makin gatel buat ngebut, knalpot racing mengeluarkan suara bising yang mengganggu ketenangan banyak orang. Mungkin masih banyak yang belum tahu kalau ambang batas kebisingan kendaraan bermotor sudah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no. 7 tahun 2009.
Dalam lampiran II tersebut, terdapat tabel yang menunjukkan bahwa motor berkubikasi maks. 80 cc memiliki ambang batas kebisingan 77dB. Motor bermesin 80 hingga 175 cc ambang batas kebisingannya 80dB, sementara di atas 175cc adalah 83dB.
Gunakan knalpot racing se-efektif mungkin, dan manfaatkan DB Killer biar selalu tentram di jalan. Namun, tetap saja kalau motor kedapatan menggunakan knalpot yang bukan bawaan pabrik dan berisik, maka kemungkinan besar akan dilirik pak polisi.
Jadi, masih mau buat ganti knalpot racing buat harian?